Kamis, 26 Maret 2015

Dialog Interaktif (Tema: Kesehatan)

Diposting oleh Unknown di 08.41
Kedua kalinya nge-post naskah drama dan kali ini tentang Dialog Interaktif bertema kesehatan.



DIALOG INTERAKTIF



Pembawa acara I       : “Selamat pagi pemirsa! Jumpa lagi dengan saya Febrianti Elizabeth…”

Pembawa Acara II    : “Dan saya Andi Fahira Alsa.”

Pembawa Acara I      : “dalam acara…”

Pembawa Acara I & II : “BUKA MATA!!!”

Pembawa Acara I      : “Kita mengetahui bahwa di dunia ini banyak orang yang menjadi pecandu rokok bahkan ironisnya anak-anak di bawah umur pun bisa mengikuti langkah kedua orang tuanya untuk menjadi pecandu rokok. Maka hari ini kami akan mengundang Menteri kesehatan, Dr. Wesly Desmon Simanjuntak, SpA. Selamat pagi, Pak.”

Pak Wesly                 : “Iya. Pagi.”

Pembawa Acara I      : “Dan juga wakil dari Dirjen Departemen Kesehatan Prof. Dr. Veronika Selvia. Apa kabar Ibu Veronika?”

Ibu Veronika            : “Baik. Saya baik.”

Pembawa Acara I      : “Oh ya. Silahkan duduk, Pak, Bu.”

Pak Wesly & Ibu Veronika      : “Iya. Terima kasih.”

Pembawa acara II     : “Pertama-tama sebelum saya dan rekan saya bertanya, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang dapat menghadiri acara ini.

Pak Wesly & Ibu Veronika      : “Iya. Sama-sama.”

Pembawa Acara II    : “Baik, Pak, Bu. Sehubung tema dialog interaktif kita kali ini adalah Bahaya Merokok, saya ingin bertanya. Pak Wesly, apakah seorang pecandu rokok dapat mempercepat kematian dirinya sendiri?”

Pak Wesly                 : “Dalam agama pasti semua makhluk hidup semua akan meninggal jika itu dikehendaki oleh sang pencipta. Tetapi dalam ilmu ilmiah sendiri, rokok dapat mempengaruhi kesehatan juga dapat membunuh separuh dari masa hidup sang pecandu/perokok sendiri. Usia minimal seorang perokok biasanya meninggal pada usia 35-69 tahun, bahkan meurut lembaga kesehatan/DepKes, merokok dapat membunuh lebih dari lima juta orang di setiap tahunnya. Jika hal ini terus berlanjut maka pada tahun 2020 dapat diperkirakan akan terjadi lebih dari 10 juta kematian dengan tingkat kematian lebih dari 70% akan terjadi di negara berkembang.”

Pembawa Acara II    : Lalu khususnya di Indonesia sendiri, apakah banyak orang yang menjadi pecandu rokok, bisa dijelaskan Bu Veronika?”

Ibu Veronika            : “Di Indonesia sendiri, popolasi dan konsumsi rokok menempatkan Indonesia pada urutan ke-5 konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005 dan terus meningkat hingga sekarang.”

Pembawa Acara I      : “Wah! Banyak sekali ya, Bu. Saya tidak bisa membayangkannya. Lalu apakah akibat dari terus menerus menjadi pecandu rokok? Mungkin Pak Wesly bisa menjelaskannya. Silahkan, Pak.

Pak Wesly                 : “Ya. Rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti jantung, gangguan pembuluh darah, stroke, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, dan kanker tenggorokan. Seperti yang ada pada beberapa merek bungkus rokok menampilkan perokok yang menderita kanker-kanker tersebut.


Ibu Veronika            : “Saya juga ingin menambahkan. Jika pecandu rokok itu adalah seorang wanita, maka dapat menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insiden hamil di luar kehamilan…”

Pembawa Acara I      : “Maaf, Bu jika saya menyela. Maksud dari insiden hamil di luar kehamilan itu apa, ya?”

Ibu Veronika            : “Misalnya, seorang pecandu rokok wanita mengalami kanker rahim, padahal dia tidak berada pada masa mengandung.”

Pembawa Acara II    : “Ya ya. Saya mengerti. Silahkan dilanjutkan, Bu.”

Ibu Veronika            : “Selain itu, terganggunya pertumbuhan janin, fisik dan IQ yang melambat, kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan juga peningkatan kematian perinatal.”

Pembawa Acara I      : “Maaf, Bu. Saya memang memiliki sedikit kosa kata ilmiah ya, Bu. Maksud dari kematian perinatal adalah hari sebelum melahirkan ya, Bu?”

Pembawa Acara II    : “Mungkin aja, Feb. Mungkin sama kayak prewedding. Foto-foto prewedding itu maksudnya kan, sebelum hari menikah. Nah, kalau perinatal mungkin artinya sebelum hari melahirkan. Iya, kan Bu?”

Pembawa Acara I      : “Hahaha. Apa benar, Bu maksudnya kayak gitu?”

Ibu Veronika            : “Pengertiannya kurang-lebih seperti yang dikatakan dek Alsa.”

Pembawa Acara I      : “Kalau menurut Pak Wesly?”

Pak Wesly                 : “Saya mengiyakan saja. Karena pengertiannya memang hari sebelum melahirkan.”

Pembawa Acara II    : “Nah, Pak, Bu, saya sempat melihat adanya perubahan peringatan yang ada pada bungkus rokok. Kalau dulu, kan, isinya ‘Peringatan: Merokok dapat menyebabkan…’ ini itu dan sebagainya. Nah sekarang menjadi ‘Merokok membunuhmu’. Apakah ada faktor yang mengubah peringatan itu ya, Pak, Bu?”

Ibu Veronika            : “Tentu ada. Bisa dikatakan, karena sangkin banyaknya akibat buruk yang lebih cenderung pada kematian, maka dilakukanlah perubahan peringatan tersebut.”

Pembawa Acara I      : “Kami juga telah mengundang sepasang suami-istri yang merupakan mantan pecandu rokok yang sudah sekian lama menjadi perokok aktif. Sekarang, sambutlah Pak Aryo Jippanola dan Ibu Adelia Eky Wardani.”

Pembawa Acara I      : Bapak Aryo apa kabar? Bu Adelia juga. Terima kasih Bapak dan Ibu dapat menghadiri acara ini.

Pak Aryo J                : “Ya. Saya juga merasa terhormat bisa diwawancarai di studio seperti ini. Pengalaman pertama. Hehehe.”

Pembawa Acara II    : “Pantesan ya, Pak kayaknya Bapak happy banget kelihatannya. Udah rapi aja bawaannya ya, Pak.”

Pak Aryo J                : “Jelas sekali. Saya tidak mungkin berpenampilan buruk di depan kamera.”

Pembawa Acara  I     : “Baik. Silahkan duduk, Pak, Bu. Nah, saya akan mulai bertanya. Bapak Aryo, bagaimana awalnya anda merokok?”

Bapak Aryo J            : “Awalnya saya mencoba rokok itu ketika saya masih bersekolah dulu. Pada saat itu saya diajak merokok oleh teman saya awalnya hanya coba-coba saja. Pertama kali saya mencobanya, rasanya pahit dan membuat sesak nafas. Setelah itu saya terus diajak 3-4 kali sehingga saya mulai terbiasa dan menjadi pecandu rokok sampai berumur 20 tahun. Pada saat itu, saya benar-benar menjadi orang yang sangat tergantung pada rokok seperti halnya jika pusing/stres saya langsung merokok dan hal itu membuat saya terkena penyakit pernapasan, pada saat itu saya bertekad untuk berhenti merokok, lagipula merokok tidak akan membawa berkah melainkan penyakit dan musibah, saya berpikir bahwa hidup saya masih terus berlanjut hingga sang pencipta mencabut nyawa saya.”

Pembawa Acara II    : “Bagaimana dengan Ibu Adelia. Bagaimana pertama kalinya Ibu bisa menjadi pencandu rokok?”

Ibu Adelia                 : “Dulu, kan, saya mainnya sama anak laki-laki ya yang bandel-bandel. Lalu suatu hari, saya dan teman-teman saya terjebak hujan di lapangan selesai main bola. Kami berteduh di pondok-pondok di dekat lapangan. Salah satu teman saya nawarin, ‘Ini, Del. Coba aja.’ Saya awalnya emang nolak. Tapi kata mereka bisa bikin hangat karena kebetulan saya kedinginan. Akhirnya saya coba. Awalnya memang batuk-batuk, setelah itu teman saya kasih tahu caranya seperti ini loh, supaya gak batuk-batuk. Sejak saat itu, saya merokok sampai SMA kelas 2 kalau tidak salah. Saya ketahuan merokok sama Ayah saya. Ayah saya langsung marah-marah dan saya langsung dilarang keras untuk merokok lagi. Juga bermain bareng teman-teman laki-laki saya.”

Pembawa Acara II    : “Begitu ya, Bu. Gimana rasanya, sih, Bu. Saya jadi pengen coba, nih. Hahaha. Tidak, lah. Saya bercanda saja. Tapi bener, Bu. Gimana, sih, rasanya?”

Ibu Adelia                 : “Nikmat, memang. Tapi kalau sudah tidak merokok lama-lama jadi setres sendiri, puyeng sendiri.”

Pembawa Acara II    : “Saya sudah langsung tidak nafsu, Bu gara-gara puyeng-puyengnya.”

Ibu Adelia                 : “Memang lebih baik tidak usah. Kalau kata pepatah, kan, lebih baik menghindar daripada mengobati.”

Pembawa Acara II    : “Iya, iya, iya.”

Pembawa Acara I      : “Baik, sudah waktunya buat para penonton studio untuk bertanya. Bagi yang ingin bertanya, silahkan tunjuk tangan dan setelah ditunjuk, mohon beritahu nama dan pertanyaan Anda.”

(Para penonton tunjuk tangan)

Pembawa Acara I      : “Kayaknya kita pilih yang anak murid aja ya, kali ini. Supaya mereka semakin menghindari rokok. Ya, adik. Siapa namanya dan sebutkan pertanyaan kamu.”

Sherly Hastri             : “Terima kasih. Nama saya Sherly Hastri. Saya ingin bertanya, cara apa yang Bapak Aryo dan Ibu Adelia jalani untuk bisa berhenti merokok? Mungkin Pak Aryo lebih tahu karena Ibu Adelia tadi sudah bercerita kalau Beliau dilatih oleh sang Ayah.

Pembawa Acara I      : “Silahkan, Pak.”

Pak Aryo J                : “Pertanyaan bagus. Yang paling utama itu bertekad dan ada niat di dalam hati sama seperti halnya belajar. Jadi saya punya tekad sendiri untuk membenci rokok, bergaul dengan orang yang tidak merokok, sesering-sering pergi ke tempat ber-AC, Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok, beritahulah orang sekitar jika kita ingin berhenti merokok, hilangkanlah kebiasaan bengong atau menunggu, sering-seringlah periksa kesehatan ke dokter dan yang paling penting carilah pengganti rokok seperti permen atau makanan yang manis-manis untuk cemilan di saat waktu luang.”

Sherly Hastri             : “Terima kasih, Pak atas jawabannya. Saya juga ingin mendengar jawaban Ibu Adel tentang cara ayahnya Ibu Adelia menghentikan kecanduan Ibu pada rokok.”

Ibu Adelia                 : “Ayah saya tidak hanya melarang kerasa saya, melainkan melakukan berbagai cara agar saya bisa berhenti merokok. Uang jajan saya dikurangi jadi hanya cukup untuk ongkos pulang. Kalau pun saya bisa membeli rokok diam-diam, saya tetap saja ketahuan dan rokok saya pun langsung dibuang. Saya juga disuruh sering-sering ngaji dan didikan shubuh.”

Sherly Hastri             : “Baiklah, terima kasih, Bu atas jawabannya.”

Pembawa Acara II    : “Tadi sudah ada penonton studio yang merupakan siswi sekolah yang bertanya. Sekarang saya akan lanjutkan. Di dalam sebuah rokok terdapat sebuah kandungan zat yang bernama nikotin, tar, dan sebagainya. Agar lebih jelas, mari kita tanyakan kepada Pak Ibnu Safari seorang ahli laboratorium terkemuka di Indonesia. Selamat Pagi, Pak. Terima kasih sudah hadir.

Pembawa Acara II    : “Pak Ibnu, di dalam rokok terdapat sebuah kandungan zat yang bernama nikotin. Lalu apa hubungannya nikotin dengan si pecandu rokok?”

Pak Ibnu                   : “Nikotin sangat berpengaruh sekali terhadap si pecandu karena zat ini dapat menimbulkan efek santai dan inilah yang membuat si pecandu sulit untuk meninggalkan rokok.”

Pembawa Acara II    : “Lalu apakah asap rokok pun bisa menjadi biang penyakit?”

Pak Ibnu                   : “Ya, asap rokok dapat menimbulakan penyakit bahkan bukan orang yang menjadi pecandunya saja bahkan orang yang menghirup asap itu sendiri pun akan ikut terkena penyakit.”

Pembawa Acara I      : “Namanya perokok pasif ya, Pak.”

Pak Ibnu                   : “Betul sekali.”
Pembawa Acara II    : “Baik. Tadi kita sudah memberikan kesempatan kepada penonton studio. Sekarang, ini kesempatan bagi pentonton di rumah untuk bertanya. Silahkan menghubungi nomor di bawah ini. Sudah ada yang menelfon rupanya. Halo… Dengan siapa dimana?”

Penelfon                   : “Halo… halo… Saya Wendy Hastra dari Batam. Saya ingin bertanya kepada Pak Ibnu Safari.Jadi, Pak, kandungan apa yang ada di dalam asap rokok? Terima kasih.

Pak Ibnu                   : “Asap rokok mengandung 40 bahan kimia penyebab kanker dan penyakit lainnya, ketika merokok beberapa bahan kimia akan menjelajah ke organ vital tubuh. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang jika dihirup akan menggantikan fungsi oksigen di sel-sel darah dan mengambil zat makanan dari jantung, otak, dan organ tubuh lainya, juga terdapat zat nikotin yang dapat merangsang otak menjadi kecanduan. Zat kimia ini dapat merangsang tekanan darah dan denyut jantung meningkat.”

Pembawa Acara  II   : “Terima kasih kepada Pak Ibnu Safari karena bisa memberikan sedikit penjelasan tentang kandungan rokok. Sebelum acara kita kali ini ditutup, mungkin Ibu Veronika dan Pak Wesly ingin menyampaikan sesuatu.

Pak Wesly                 : “Ya, ada sedikit dari saya. Buat para anak-anak remaja yang masih dalam waktu rentan pengaruh lingkungan diharapkan untuk menjaga diri baik-baik, bergaul dengan teman yang beretika dan berperilaku baik, rajin belajar, dan menuruti nasehat orang tua. Hampir seluruh orang tua tidak mungkin menjerumuskan anaknya ke dalam lubang bahaya apalagi kematian.”

Ibu Veronika            : “Saya juga ingin menambahkan. Untuk para pecandu rokok, berhentilah merokok. Anda tahu bahwa merokok itu menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan. Kalaupun susah untuk berhenti, tetap lakukan karena ini juga untuk kepentingan Anda sendiri. Seperti halnya Ibu Adelia dan Pak Aryo yang mampu membuang jauh-jauh kebiasaan merokok mereka. Mereka bisa, mengapa Anda tidak?”

Pembawa Acara I      : “Bagaimana dengan Ibu Adelia dan Pak Aryo? Atau mungkin Pak Ibnu ingin menambahkan.”

Pak Ibnu                   : “Jangan lupa kuatkan iman. Minta pada-Nya untuk diberi kekuatan untuk menghindari dan berhenti merokok. Sering-sering membaca Qur’an dan sholatnya jangan bolong, dan buat yang non-muslim rajin berdoa dan pergi beribadah.”

Pembawa Acara I      : “Bagaimana dengan Ibu dan Bapak?”

Pak Aryo                  : “Tidak, semuanya sudah menjadi satu pada kalimat-kalimat narasumber yang lain.”

Ibu Adelia                 : “Saya juga sama dengan yang lain.”

Pembawa Acara I      : “Baik. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu yang dapat menghadiri acara ini dan memberikan sedikit komentar tentang bahaya rokok. Tujuan diadakannya acara ini yang juga merupakan kesimpulan dari tema kali ini adalah untuk meningkatkan keterlibatan tokoh masyarakat, para petugas kesehatan, para pendidik, media massa, dan generasi muda untuk bersama-sama melindungi masyarakat dari bahaya rokok.”

Pembawa Acara II    : “Merokok hanya membawa penyakit dan musibah. Oleh karena itu, jauhilah rokok dan berhentilah merokok. Terima kasih kepada semua penonton yang setia mengikuti acara ini dan juga para narasumber. Semoga acara ini bermanfaat bagi Anda juga menjadi panutan untuk menjaga kesehatan. Saya Andi Fahira Alsa…”

Pembawa Acara II    : “Saya Andi Fahira Alsa…”

Pembawa Acara I      : “Dan saya Febrianti Elizabeth mohon undur diri dan…”

Pembawa Acara I & II : “Sampai jumpa.”

1 komentar:

  1. Playtech Casinos - MapyRO
    Find your 나주 출장마사지 nearest and best 계룡 출장샵 slots in the country by playing at some of 속초 출장안마 the world's largest casinos. Discover locations 고양 출장샵 like 서귀포 출장마사지 Pragmatic Play,

    BalasHapus

 

Script For All Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea